Kalau mau jujur, sepanjang usia PKS ikut di kancah politik pada 1999
sudah lima kali mendapat fitnah besar. Namun tak satupun fitnah besar
itu diiringi bukti, kecuali hanya upaya membangun citra negatif.
Hasilnya, ranking PKS terus melesat dari peringkat 16 pada 1999, naik ke
ranking ke-7 pada 2004 dan melesat ke ranking ke-4 pada 2009. Artinya,
fitnah yang gencar dilakukan orang-orang yang tak suka partai Islam
berjaya berbanding terbalik dengan naiknya dukungan terhadap partai
Islam ini.
Kelima isu pertama sudah nyata-nyata tak terbukti, bahkan ada yang lewat
pengadilan dan berujung bebas murni. Apa saja fitnah-fitnah besar itu?
Pertama, pada tahun 2000 Hidayat Nur Wahid (HNW) lewat Yayasan
Haramainnya sempat dituding teroris, karena dikaitkan dengan Al Qaeda.
Bahkan Dubes AS waktu itu Lin Pasque mengonfirmasi langsung, tapi semua
tak terbukti.
Karena Yayasan Haramain HNW tak ada hubungan dengan gerakan Al Haramain
di Saudi yang memang terkait dengan Al Qaeda. Malahan Lin Pasque
mengapresiasi HNW dan PKS.
Kedua, Soeripto saat jadi Sekjen Dephut dituding melakukan mark up pembelian helikopter untuk mengatasi kebakaran hutan.
Setelah melewati sidang yang lama dan melelahkan, hasilnya tidak terbukti dan bebas murni.
Ketiga, Wakil Bupati Bogor Ahmad Ru'yat dituding menggunakan dana APBD.
Diproses sidang sebagai terdakwa, bahkan sempat disel, ternyata di
pengadilan keluar putusan inkrah bebas murni.
Keempat, Akhmad Misbakhun dituding Andi Arief melakukan ekspor fiktif
lewat LC fiktif. Setelah jadi terdakwa, dipenjara, proses hukum
tertinggi, MA, mengetuk palu bebas murni.
Kelima, Tamsil Linrung dan Anis Matta ditengarai sebagai bandit
anggaran. Proses hukum ternyata hanya memenjara Waode Nurhayati dari PAN
yang acting maling teriak maling.
Dari kelima fitnah besar yang disetting dan diatur sedemikian rupa
bukannya menjatuhkan dukungan terhadap PKS, sebagaimana mimpi dan
mantra-mantra pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, malah meningkatkan
elektabilitas PKS. Tahun 2014 target PKS naik kelas dari ranking 4 ke
ranking 3. Insya Allah...
Adapun isu suap yang menimpa Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq(LHI) buat
kader hanyalah guyonan belaka. Seorang ustad dituding 'akan' menerima
suap plus ada ABG mahasiwi pula, sebuah fitnah yang tak masuk akal.
Masih segar dalam ingatan ketika Ketua umum PAN Amien Rais difitnah
menghamili Zarima saat nyapres. Tentu fitnah itu tak akan terbukti, tapi
itu perlu dipublikasi untuk menurunkan elektabilitas beliau ketika
nyapres.
Karena itu, langkah KPK menetapkan LHI sebagai tersangka hanyalah acting
jelang Pemilu 2014. Maklum, hasil review ICW terakhir menyebutkan,
hanya kader PKS dan Hanura yang tak terlibat korupsi.
Jadi ini bukan yang pertama Presiden PKS difitnah. Saat HNW jadi Presiden PKS sudah difitnah terlibat teroris.
5 Kejanggalan Kriminalisasi LHI oleh KPK
Tuduhan yang menerpa Luthfi Hasan Ishaaq, anggota Komisi I DPR, dinilai
berbagai kalangan sangat janggal. Tak pelak hal ini dianggap sebagai
kriminalisasi LHI untuk tujuan tertentu.
Kejanggalan pertama, yaitu ketika awal berita penangkapan muncul isu di
berbagai media bahwa yang ikut ditangkap adalah supir Menteri Pertanian,
Suswono. Ternyata bukan dan tidak ada hubungan sedikit pun dgn
pejabat-pejabat PKS.
Kejanggalan kedua, informasi setelah penangkapan yang mau disuap adalah
anggota komisi IV DPR dari PKS. Lalu ternyata sekarang menjadi Luthfi
Hasan Ishaaq yang merupakan anggota Komisi I DPR. Komisi I adalah komisi
yang membidangi Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi dan
Informatika. Bukan urusan pangan.
Kejanggalan ketiga, jika berkaitan dengan daging impor, dan tudingannya
diarahkan bahwa LHI bisa mengatur Mentan yang notabene kader PKS, jelas
salah alamat. Pasalnya Mentan tidak mengatur impor daging. Quota impor
daging yang mengatur adalah Kementerian Perdagangan. Apakah LHI bisa
mengatur Menperindag yang notabene orangnya SBY?
Kejanggalan keempat, disebutkan bahwa ada upaya penyuapan. Padahal LHI
tidak menerima uang tersebut. Hanya disebutkan bahwa uang itu baru akan
diberikan untuk LHI. Apakah adil orang yang berupaya mau disuap
dijadikan tersangka? Padahal dia bisa jadi tidak tahu ada upaya itu. Dan
apalagi tidak menerima uang tersebut.
Kejanggalan kelima, penetapan tersangka kepada LHI oleh KPK tanpa
didahului oleh pemeriksaan. KPK memang bisa langsung menetapkan
tersangka terhadap seseorang yang tertangkap basah melakukan transaksi
korupsi, namun LHI tidak ada dalam penggrebekan yang dilakukan KPK itu.
Lalu mengapa tiba-tiba LHI –kurang dari 12 jam– langsung ditetapkan
menjadi tersangka tanpa ada pemeriksaan sebelumnya? Berbeda dengan
kasus-kasus lain yang bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun.
Islam vs Sekuler
Orang-orang sekuler dan liberal sejak dulu mau menjauhkan Indonesia dari
Islam. Semua partai dan kekuatan Islam dijegal dan dibonsai agar tidak
bisa menjadi besar.
Mereka telah meletakkan Islam di bawah ketiak mereka. Mereka telah melakukan serangan frontal.
Tokoh pers sekaliber Gunawan Muhammad saat menerima award dari
Kurtwaldheim University dalam orasi ilmiahnya menyatakan, "Mari kita
bangun Indonesia tanpa melibatkan Tuhan."
Sangat tegas antipati mereka yang anti Tuhan, sekuler dan liberal, tak
menghendaki hadirnya Tuhan, mereka yang menyembah Tuhan dan partai yang
berorientasi pada Tuhan, untuk ikut membangun Indonesia yang mayoritas
dihuni oleh mereka yang percaya pada Tuhan.
Okelah kalau mereka mengajak perang besar. Mereka jual, kita beli. Islam harus tegak di bumi Nusantara.
Islam harus jadi Rahmat bagi Indonesia. Karena hanya Islam yang dapat
menyejahterakan rakyat yang mayoritas umat Islam, bukan hanya di dunia
tapi juga di akhirat kelak (hari yang kekal dan tidak ada ujungnya).
Merdeka!!
Allahu Akbar
Wa Lillah ilhamd!!!
Wallahu'alam bish showab
0 komentar:
Posting Komentar