VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertanyakan tudingan Abdul Hadi Djamal yang menyebutkan semua fraksi ikut membahas penambahan dana stimulus yang digunakan membangun pelabuhan di Indonesia Timur. "Kalau semua ikut, kenapa nama Rama Pratama dan PKS disebut sampai dua kali?
Kenapa fraksi lain tidak disebutkan," kata Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq kepada wartawan, Rabu 18 Maret 2009. Mahfudz mencurigai ada motif dibalik tudingan Abdul Hadi tersebut. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan somasi yang dilayangkan PKS ke Abdul Hadi meski proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi belum tuntas. "Tudingan yang dilontarkan itu kebohongan publik," kata Mahfudz. Mahfudz menjelaskan Abdul Hadi Djalal secara jelas dan terang mengatakan Rama Pratama ikut dalam rapat 19 Februari 2009 di Ritz Carlton. Padahal, sesuai konfirmasi, kata Mahfudz, Rama telah membantahnya. "Rama tidak pernah ikut membahas di situ," kata dia. Abdul Hadi Djamal menyebutkan keterlibatan sejumlah nama rekan sejawatnya dalam kasus ini. Dua nama itu yakni Jhony Allen Marbun dan Rama Pratama. Abdul juga menyebutkan nama Anggito Abimanyu yang mewakili pemerintah ikut dalam pertemuan panitia anggaran pada 19 Februari 2009. Pertemuan itu menghasilkan keputusan menaikkan dana stimulus untuk pembangunan infrastruktur dari Rp 10,2 triliun menjadi Rp 12,2 triliun. Sedangkan Wakil Ketua Panitia Anggaran Jhony Allen Marbun disebut Abdul Hadi sebagai inisiator dalam pertemuan informal di Hotel Ritz Carlton.
vivanews.com
terus berjuang
BalasHapushmmm.... Walau terus difitnah tapi teteup tegar euyy!!
BalasHapus