Anggota Majelis Syura DPP PKS Hidayat Nur Wahid mengakui pihak Partai Demokrat meminta klarifikasi perihal isu wahabi serta anti-NKRI di tubuh PKS. Isu ini jelas membuat gusar petinggi PKS.
Namun, menurut Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok, isu wahabi sama sekali tak merusak komunikasi politik yang kini tengah dibangun antara partainya dengan PKS.
“Kami paham siapa PKS dan Hidayat Nur Wahid. Saya tahu betul apa ideologi PKS dan apa wilayahnya,” tandasnya kepada INILAH.COM, Kamis (30/4) di Jakarta. Berikut wawancara lengkapnya:
Anggota Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid mengkhawatirkan isu soal wahabi bisa menganggu komunikasi politik yang sedang dibangun dengan Partai Demokrat. Apakah betul pihak Partai Demokrat mengklarifikasi perihal rumor wahabi di PKS?
Itu mungkin ada personal Partai Demokrat yang belum paham. Mungkin saja, yang belum faham saja. Kalau saya faham betul bahwa Hidayat Nur Wahid bukan wahabi.
Perihal SMS dan aspirasi yang masuk ke Anda terkait dengan resistensi publik, jika Hidayat Nur Wahid menjadi cawapres SBY?
Itu wajar saja. Sosok partai militan selalu punya lawan dan kawan. Ini tidak aneh, sepanjang masa. Semua gerakan reformis selalu punya resistensi.
Jadi sama sekali isu wahabi ini tidak mempengaruhi komunikasi politik PKS-Partai Demokrat?
Tidak.
Bagaimana dengan kekhawatiran PKS jika keputusan SBY dan Partai Demokrat dalam memilih cawapres kelak berpijak pada fitnah yang beredar seperti saat ini seperti tentang wahabi?
Insya Allah tidak. Keberatan wajar saja. Bukan hanya soal Hidayat Nur Wahid. Misalnya, SMS yang mohon juru bicara Tim Sembilan jangan Hayono Isman, jangan Ruhut Sitompul, itu juga masuk. Jadi SMS seperti itu biasa saja.
Dengan isu wahabi yang menerpa PKS, apakah secara institusional partai cukup faham?
Secara institusional Partai Demokrat faham, saya jaminannya. Saya kenal betul ideologi PKS, wilayahnya apa, sama sekali tidak merasa terancam. Tetapi saya juga paham jika ada orang takut, karena orang tersebut belum paham. inilah.com
Bukankah Tarbiyah tidak jauh beda dengan Salaf???? sedangkan Wahabi itu sendiri Salaf kan???
BalasHapusBarangkali masyarakat yang Awam menilai persamaan itu sebagai sesuatu yg satu.
Wallohualam
isu ini digelontorkan oleh mereka yang menatap PKS sebagai Partai paling Islam (juga menurut survey). Karenanya, ada dorongan untuk menghalagi PKS ikut berada dipemerintahan, di takutkan berbagai kegiatan keagamaan yang ada di indonesia akan dilarang.
BalasHapusMusim koalisi untuk kepentingan siapa?
BalasHapusBarangkali memang wajar saja jika ada isu seperti ini mencuat ke public... Mereka yang "memberikan" isu seperti ini, "mungkin" saja mereka tidak ingin ada yang menghalangi langkah memperkuat diri melalui pengelompokan untuk memenangi kompetisi politik dan merebut kekuasaan, demi kekuasaan... tak dapat disangkal, keadaan politik da ketatanegaraan kita saat ini mendapatkan banyak kritik dari diri sendiri, di dalam menuju pemilihan presiden juli mendatang atmosfer di negeri ini kian memanas. Tak jarang hal tersebut menimbulkan gesekan antar partai politik bahkan masalah internal dipartai itu sendiri.