PKS menilai pilihan Susilo Bambang Yudhoyono terhadap Boediono telah menimbulkan reaksi karena tidak mengkomunikasikan hal itu dengan partai pendukungnya. Sosok Boediono juga dinilai tidak merepresentasikan kekuatan nasionalis religius.
Hal itu diungkapkan Presiden PKS Tifatul Sembiring, usai rapat lembaga tinggi PKS, di gedung Yayasan Markas Dakwah, Jl TB Simatupang, Jakarta, Kamis (14/5) dini hari. Menurutnya, PKS belum menentukan sikap apakah akan keluar dari koalisi atau tetap bergabung dengan Partai Demokrat.
“Kita lihat dulu apa yang akan disampaikan (tiga utusan khusus SBY). Ini kan hanya masalah komunikasi saja, yang sepihak dan searah,” ucapnya.
Sebelumnya, ungkap Tifatul, SBY pernah mengatakan akan mengajak mitra koalisinya untuk berbicara mengenai koalisi. “Tapi, kita langsung diberitahu mengenai Pak Boediono sebagai cawapres. Ini jelas mendapatkan gejolak juga di daerah,” katanya.
Apa yang sebenarnya dipermasalahkan PKS atas pilihan SBY, komunikasi atau figurnya? “Dua-duanya. Selain komunikasi, personalnya juga,” jawab Tifatul.
Ia kemudian menguraikan bahwa sebelumnya PKS telah menyampaikan usulan nama-nama cawapres bagi SBY dalam amplop tertutup. Sehingga, jika tidak ada satupun di antara nama itu yang dipilih, SBY sepatutnya bisa mengambil dari kader-kader mitra koalisi yang lain.
“Atau juga bisa mengambil dari yang mewakili umat. Kalau dulu, ada Gus Dur-Mega dan Mega-Hamzah. Mencerminkan Islamis-nasionalis. Kemudian SBY-JK. JK ini kan representasi umat juga,” tandasnya. inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar