Temuan tersebut merupakan hasil survei LP3ES yang dilakukan di 1.920 TPS di seluruh Indonesia. Tiap TPS dipilih 4 responden secara acak . Survei dilakukan saat pencontrengan 9 April lalu dengan wawancara terbuka dengan tingkat kesalahan 1,2 persen. "Itu figur tepat menggantikan JK jika pecah kongsi," kata Direktur LP3ES Suhardi Suryadi dalam jumpa pers di kantornya Jl. S Parman, Jakarta Barat, Rabu (15/4/2009).
Bila dipasangan secara head to head antara Mega-Sultan, JK-Hidayat dan SBY-Akbar, maka SBY-Akbar masih tetap tertinggi dengan angka 33 persen. Sementara Mega-Sultan mendapatkan 17,6 persen dan JK-Hidayat hanya 7,4 persen. "Kalau skenarionya harus mengambil cawapres dari non parpol, harus persetujuan koalisi," imbuh Suhardi. Pada survei tersebut SBY masih mendominasi bursa capres dalam pemiliha presiden mendatang. Elektabilitas SBY sebesar 43,7 persen jauh diatas pesaing terdekatnya Megawati yang hanya 13,9 persen. Sementara Prabowo Subianto hanya 5,8 persen disusul JK 3,8 persen. Sri Sultan HB X mendapatkan 2,3 persen dan Hidayat Nur Wahid 3,1 persen.
KALAU SBY MSH INGIN KABINETNYA BERSIH DAN TERBEBAS DARI JANGKAUAN KPK, SAATNYA SBY MENGGANDENG PARTAI KITA SEMUA (PKS) YG DIKENAL BERSIH, KALAU SAPUNYA SDH BERSIH SAMPAHPUN RISIH MENDEKAT.DAN INGAT PKS !!! INSYAALLAH PAK HIDAYAT N.W BISA MENJAGA AMANAH YANG AKAN DIBERIKAN. SEMOGA SBY HIDAYAT MENJADI PEMIMPIN YANG BAROKAH. AMIIN, ALLAHU AKBAR!!!
BalasHapusJika SBY ingin menang harus menggandeng Partai GOLKAR, Apabila pecah koalisi dengan golkar bisa terjadi 2 putaran dan dalam putaran ke-dua kemungkinan SBY kalah
BalasHapusAlasannya mas andri ?
BalasHapus