Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mencium adanya money politics alias politik uang dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April lalu. Sebab perolehan suara DPRD Kabupaten kota partai berlambang bulan sabit kembar ini mengalamai penurunan dibanding Pemilu 2004 lalu.
"Ada efek money politics pemilu di daerah yang sangat besar dibandingkan dua level di atasnya," ujar Ketua Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS Anis Matta di sela-sela acara Musyawarah Majelis Syuro ke XI PKS di Hotel Bumikarsa, Bidakara, Jakarta, Sabtu (25/4/2009).
Menurut Anis, suara di DPR Provinsi dari 160 menjadi 216. DPRD Kabupaten Kota dari 917 menjadi 1.146. Sedangkan suara untuk DPR RI dari 45 menjadi 71 atau 72 kursi.
Meski demikian, lanjut Anis, Majelis Syuro PKS menerima baik hasil perolehan suara PKS. Sebab biaya iklan PKS hanya kisaran Rp 30 M. "Ini sangat rendah dibanding Gerindra, Golkar, PAN dan PDIP," imbuhnya.
Anis menuturkan, anggaran belanja iklan PKS juga tidak terlalu besar. Gerindra 29,3 persen, Partai Demokrat 20,4 persen, Partai Golkar 15,4 persen, PAN 13,1 persen, PKS dan PDIP sama yakni 6,1 persen.
"Belanja di iklan parpol di TV sekarang besar. PKS itu kan partai kantong sendiri," katanya.
detik.com
ku selalu dukung PKS , semoga sukses.
BalasHapussepakat selain itu ada kemungkinan penurunan pks juga disebabkan faktor internal diantaranya aleg2 pks selama 5 tahun kemarin belum bisa menjadi
BalasHapusfigur yang dikenal (diTokohkan) di masyarakat/dapilnya, semoga bisa menjadi pembelajaran buat 2014 nanti.
yang perlu dievaluasi dari pemilu kemarin adalah, semua caleg dari masing-masing dapil harusnya ikut bekerja keras pula didapil yang mereka usung.tidak fokus hanya di kota tanjung redeb. HASILNYA....... suara PKS ditanjung redeb terbanyak sedangkan didapil yang lain mengerucut. namu....n tetap semangat, karena HARAPAN ITU MASIH ADA walau harus menunggu SERIBU TAHUN LAGI.
BalasHapus